Etika Akademik Mahasiswa: Sudahkah Kita Menjaga Marwah Dunia Kampus?

Dunia kampus adalah tempat berpijak awal bagi terbentuknya profesionalisme dan karakter. Namun, perubahan zaman juga membawa tantangan baru dalam sikap dan perilaku mahasiswa. Salah satu hal yang kerap menjadi perhatian adalah menurunnya keseriusan dan kesopanan dalam forum akademik, terutama saat kegiatan presentasi di kelas berlangsung.
Mahasiswa era 2000-an dikenal dengan sikap penuh hormat saat presentasi. Mereka berdiri tegak di depan kelas, menyampaikan materi dengan sungguh-sungguh, sementara rekan-rekannya mendengarkan dalam diam, mencatat, atau mengajukan pertanyaan dengan sopan.
Berbeda dengan yang kerap terlihat di masa kini, khususnya generasi mahasiswa tahun 2020-an. Banyak yang tampil tanpa persiapan matang, menyampaikan materi sambil bercanda, bahkan tak jarang tidak fokus dan mengobrol saat temannya sedang menjelaskan. Ada pula yang sibuk dengan gawainya tanpa memperhatikan jalannya diskusi. Hal-hal ini bukan hanya sekadar gangguan kecil, tapi juga cerminan menurunnya nilai etika akademik yang seharusnya dijaga di lingkungan perguruan tinggi.
Bersikap seenaknya dalam ruang akademik, meskipun tampak kecil, dapat berdampak besar ke depannya. Kebiasaan meremehkan tugas dan menyepelekan tanggung jawab akan terbawa ke dunia kerja. Jika sejak dini mahasiswa terbiasa tidak serius dalam menghadapi tantangan kecil seperti presentasi, maka sulit bagi mereka untuk bersikap profesional saat menghadapi situasi penting di masa depan.
Di dunia kerja, ketepatan waktu, sikap sopan dalam diskusi, kemampuan mendengarkan, serta keterampilan menyampaikan gagasan secara efektif adalah indikator utama keberhasilan. Mereka yang terbiasa sembrono di kampus akan menghadapi kesulitan saat dituntut tampil secara profesional di ruang rapat, wawancara kerja, atau kolaborasi tim.
Boleh saja mengikuti tren, menjadi mahasiswa yang santai dan ekspresif, namun tetap harus tahu waktu dan tempat. Kampus bukan sekadar tempat menimba ilmu, tetapi juga tempat menempa karakter. Menjadi pribadi yang adaptif terhadap tren bukan berarti mengabaikan etika.
Mulailah dari hal sederhana:
-
Fokus saat teman sedang presentasi.
-
Gunakan gawai hanya untuk mendukung pembelajaran.
-
Sampaikan pendapat dengan bahasa yang santun.
-
Tunjukkan apresiasi terhadap usaha rekan satu kelas.
Kita semua punya kesempatan untuk berubah dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Kuncinya adalah kesadaran diri dan kemauan untuk belajar dari hal kecil. Sikap serius, perhatian, dan tanggung jawab adalah investasi karakter yang akan membawa mahasiswa bukan hanya lulus, tetapi sukses.
Mari jaga marwah kampus ini. Karena menjadi mahasiswa bukan hanya tentang nilai akademik, tapi juga tentang nilai-nilai hidup.
#UNESASATULANGKAHDIDEPAN