Ricuhnya Demo di Surabaya: Mahasiswa Seharusnya Lebih Cerdas dalam Menyuarakan Aspirasi!

Senin lalu, aksi demonstrasi menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) TNI di Surabaya berujung ricuh. Insiden ini memicu perdebatan tentang bagaimana mahasiswa seharusnya menyuarakan aspirasi mereka di era modern. Sebagai agen perubahan, mahasiswa diharapkan tidak hanya berani turun ke jalan, tetapi juga mampu menunjukkan intelektualitas dalam aksi mereka. Demonstrasi mahasiswa yang cerdas harus berbasis riset, argumentasi yang kuat, serta strategi komunikasi yang efektif agar berdampak nyata dalam perubahan kebijakan dan menciptakan solusi konkret.

(sumber foto : nasional.kompas.com/read/2025/03/24/14210691/soal-demo-ruu-tni-csis-jika-tetap-ugal-ugalan-aksi-semakin-konsisten)
Demonstrasi bukan sekadar turun ke jalan dan berteriak menyampaikan tuntutan. Aksi yang efektif harus didasarkan pada kajian mendalam, data akurat, serta pemanfaatan media sosial sebagai alat perjuangan. Mahasiswa sebagai kaum intelektual dapat menggunakan petisi online, infografis edukatif, dan diskusi virtual untuk menyuarakan pendapat mereka. Dengan strategi demonstrasi yang berbasis teknologi dan media digital, gerakan mahasiswa dapat lebih luas jangkauannya dan mendapatkan perhatian dari masyarakat serta pemangku kebijakan. Demonstrasi digital yang dilakukan secara masif di berbagai platform juga dapat meningkatkan kesadaran publik dan membangun solidaritas yang lebih besar.
Demonstrasi yang mengedepankan aksi simbolik seperti teatrikal, poster kreatif, atau gerakan diam terbukti lebih efektif dalam menarik perhatian publik tanpa perlu terjadi bentrokan fisik. Selain itu, mahasiswa dapat menginisiasi audiensi dengan pemangku kebijakan, berdiskusi dengan akademisi, atau menulis opini di media massa untuk memperkuat argumentasi mereka. Kolaborasi dengan komunitas, aktivis, atau tokoh masyarakat juga menjadi kunci agar aksi mahasiswa lebih memiliki legitimasi dan berpengaruh. Dengan dukungan publik yang lebih luas, tuntutan mahasiswa akan lebih diperhitungkan dalam pengambilan keputusan politik.
Demonstrasi adalah hak demokratis yang harus dijaga, namun efektivitasnya bergantung pada cara penyampaian. Dengan pendekatan yang lebih cerdas, berbasis data, dan memanfaatkan teknologi digital, mahasiswa dapat lebih berdaya dalam mempengaruhi kebijakan tanpa harus terjebak dalam kekerasan. Demonstrasi mahasiswa yang intelektual bukan hanya sekadar lantang di jalan, tetapi juga mampu menghasilkan perubahan nyata dengan strategi yang tepat. Saatnya mahasiswa Indonesia menunjukkan bahwa perjuangan mereka tidak hanya berdampak sesaat, tetapi membawa perubahan jangka panjang bagi bangsa dan negara.
#UNESASATULANGKAHDIDEPAN